Malcolm Baldrige National Quality Award
(MBNQA)
Program Malcolm
Baldrige National Quality Award (MBNQA) yang diselenggarakan
oleh BNQP yang setiap tahun diikuti oleh perusahaan/organisasi di
Amerika Serikat. Dalam program tersebut dikenal istilah Examiner yang
memilki tugas utama untuk me-review, menulis analisis dan memberi skor atas
Aplikan MBNQA. Sedangkan untuk perusahaan/organisasi yang tidak mengikuti
program tersebut, yaitu hanya bertujuan untuk meningkatkan kinerja organisasionalnya
dengan memanfaatkan Baldrige Criteria, digunakan
istilah Assessment yang Assessornya adalah pegawai organisasi itu
sendiri (internal) atau dari luar organisasi.
Setiap
perusahaan/organisasi yang memanfaatkan Baldrige Criteria, sebenarnya
mengharapkan peningkatan kinerja organisasionalnya melalui:
- Mempertahankan kekuatan-kekuatan untuk mencapai
nilai yang lebih tinggi
- Pengungkapan kekurangan / kelemahan yang nantinya
diharapkan untuk diperbaiki secara berkesinambungan (Opportunity for
Improvement)
- Memperoleh Skor Baldrige sebagai "potret
diri”.
Walaupun
begitu, tentu saja dengan mengikuti program MBNQA yang memperebutkan
Award dari Presiden Amerika Serikat dapat meningkatkan prestise baik bagi
organisasi maupun orang-orang di dalamnya. Bagi perusahaan/organisasi lain,
khususnya yang tidak eligible dalam mengikuti Program MBNQA, meniru pola MBNQA
tersebut dengan menciptakan program "Award” sendiri baik ditingkat
internal maupun nasional. Contohnya adalah PT Pertamina dengan program
Pertamina Quality Award (PQA) dan di tingkat nasional ada Indonesian Quality
Award (IQA). Digunakan istilah "meniru” karena tidak secara mentah-mentah
mengikuti pola MBNQA tetapi dengan memodifikasi seperlunya sesuai relevansi.
Dapat dibayangkan bahwa kegiatan self-assessment tidaklah seketat program MBNQA
tetapi tetap menuntut integritas dan profesionalisme orang-orang yang terlibat,
khususnya para Assessor.
Indonesia National Quality Award
Negara Indonesia tidak mempunyai National Quality Award secara
formal seperti MBNQA, namun sudah cukup banyak inisiatif dan upaya
untuk mewujudkannya, salah satunya adalah diadakannya Indonesian National Quality Award "Nusa
Adikualita” beberapa tahun yang lalu, namun pada tahun-tahun berikutnya tidak
terdengar lagi kelanjutannya. Akhir-akhir ini ternyata sudah terlaksana
program Paramakarya yang diselenggarakan Departemen Tenaga
Kerja dan Transmigrasi RI (Depnakertrans) bekerja sama
dengan APO (Asian Productivity
Organization) yaitu penghargaan khusus untuk perusahaan
kecil dan menengah (UKM) dengan menggunakan penilaian berbasis Kriteria Baldrige.
Program terakhir diadakan yang diadakan adalah "Small and Medium Enterprise
Assessor Preparation Course” yang diberikan oleh Dr Luis Maria Ragasa
Calingo di Jakarta pada tanggal 6 Desember 2006.
Sementara itu PMMI (Perhimpunan Manajemen
Mutu Indonesia) yang berdiri sejak 1984 dan dipimpin
oleh Laksamana TNI (Purn) Sudomo, menyatakan bahwa dalam salah satu tujuan
organisasinya adalah sebagai arena kompetisi untuk merebut Indonesian
Quality Award (IQA) di tingkat perusahaan. Namun belum terlihat
secara nyata bentuk dari program IQA tersebut. PMMI sebagai perhimpunan yang fokus
kepada mutu dan produktivitas ini, malah lebih dikenal sebagai
penyelenggara Konvensi Mutu Indonesia dan ICQCC
(International Convention on Quality Control Circles) yang
diselenggarakan setiap tahunnya. PMMI termasuk pendiri ICQCC dan anggota
CMM (Coordinators Committee Meeting). Untuk Tahun 2006, Indonesia
kembali menjadi tuan rumah penyelenggaraan ICQCC ke 31 pada 20 – 24 November
2006 di Bali dengan tema "Insight Magic of Quality”. Ajang
tersebut juga digunakan untuk menguji kompetensi penerapan Quality
Improvement Approach QCC masing-masing negara. Pada saat
bersamaan diselenggarakan juga Konvensi Mutu Indonesia ke 16.
Hal yang serupa juga dilakukan oleh Wahana
Kendali Mutu (WKM) yang setiap tahun menyelenggarakan Temu Karya
Mutu & Produktivitas Nasional. Tahun 2006 yang lalu, menginjak temu karya
ke sepuluh diselenggarakan di Yogyakarta pada tanggal 28 November sampai dengan
2 Desember 2006. Dalam acara yang bertajuk Temu Karya Mutu &
Produktivitas Nasional X & World Quality and Productivity Congress
2006 ini berpuncak pada pemberian Penghargaan PLATINUM dan GOLD yang
diberikan kepada PKM, GKM, dan SS yang "menang” setelah berkompetisi
selama beberapa hari. Acara ini didukung antara lain oleh Depnakertrans dan Asia
Productivity Organization (APO). Di Indonesia sudah tercatat beberapa
perusahaan seperti Sucofindo, PT Truba Jurong, PT Bogasari, PT Pertamina,
dan PT Telkom yang lebih dahulu meniru Kriteria untuk Keunggulan
Kinerja Baldrige di perusahaan masing-masing. PT Telkom Indonesia
melaksanakannya dengan bentuk Telkom-Quality Management System
(Telkom-QMS) sejak akhir tahun 2000 yang merupakan integrasi ISO 9000:2000
dengan Kriteria Baldrige, program MBCfPE (Malcolm Baldrige Criteria for
Performance Excellence) dengan Sharing on Excellence setiap
tahun. Penilaian berupa Self-Assesment untuk internal Telkom
sendiri yang meliputi seluruh unit organisasi termasuk Kantor Perusahaan, pada
tahun 2005 telah memasuki tahun ke 5. Sayangnya, untuk penilaian tahun 2005 dan
2006 – program ini ditunda sehubungan dengan prioritas perusahaan dalam
menghadapi audit kepatuhan terhadap Sarbanes-Oaxley Act 2002. Seperti
diketahui, Telkom sebagai salah satu perusahaan yang terdaftar di New York
Stock Exchange wajib hukumnya mematuhi Undang-Undang dimaksud. Namun untuk tahun
2007 jajaran Telkom cukup disibukkan dengan program The Best Datel Award
2007 berbasis Kriteria Baldrige untuk level Daerah Telekomunikasi seluruh
Indonesia.Pertamina menerapkan apa yang disebut dengan Pertamina
Quality Award (PQA) untuk seluruh unit organisasi di jajarannya sejak
tahun 2003. Sedangkan untuk tahun 2004 terus dikembangkan termasuk untuk
unit-unit organisasi di Kantor Pusatnya. Bahkan pada tahun-tahun berikutnya,
"kewajiban” untuk menerapkan kriteria ini dilanjutkan terhadap anak-anak
perusahaan – termasuk di dalamnya adalah unit-unit rumah sakit yang berada
dalam lingkungan PT Pertamedika yaitu: Rumah Sakit Pusat Pertamina, Rumah Sakit
Pertamina Jakarta, dan Rumah Sakit Pertamina di beberapa lokasi lainnya. Untuk
Tahun 2006, pelaksanaan PQA berpuncak pada Penganugerahan Pertamina Quality
Award 2006 di Hotel Borobudur Jakarta 22 Nopember 2006 paralel dengan
penyelenggaraan Seminar & Penganugerahan IQA for BUMN 2006 di mana
Pertamina bertindak sebagai "tuan rumah”.Tahun 2003 sampai 2004 telah gencar
didiskusikan oleh forum pimpinan puncak Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
inisiatif untuk menciptakannya. Akhirnya gagasan forum BUMN Eksekutif Club
(BEC) ini direalisasikan dalam bentuk Anugerah Kinerja Ekselen
Indonesia Untuk BUMN (Indonesian Quality Award for BUMN) yang akan
dilaksanakan satu tahun sekali. Metode penyelenggaraan Anugerah ini
dilaksanakan berdasarkan Pedoman Kriteria Kinerja Ekselen BUMN yang diterbitkan
oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia dengan mengacu
kepada Criteria for Performance Excellence yang digunakan
untuk MBNQA. Pada tahun 2005 tercatat sebagai peserta Anugerah Kinerja
Ekselen Untuk BUMN (Indonesian Quality Award for BUMN)
2005 adalah: PT. Telkom, PT. Wijaya Karya, PT. Pertamina, PT.
Krakatau Steel, PT. Waskita Karya, PT. Hutama Karya, Perum Perumnas, Angkasa
Pura 2, PT. Petrokimia Gresik, Kawasan Berikat Nusantara, PT. Perkebunan
Nusantara III, dan PT. Perkebunan Nusantara XIII.Sedangkan yang tercatat
sebagai peserta pada tahun 2006 adalah: PT. Telkom, PT. Wijaya Karya, PT.
Badak NGL, PT. BNI, PT. Pertamina, PT. Petrokimia Gresik, PT. Perkebunan
Nusantara III, PT. Waskita Karya, PT. Adhi Karya, PT. Bali Tourism Development
Corporation, PT. Hutama Karya, Perum Perumnas, PT. Semen Gresik, dan PT. Taspen. Pada
tahun 2007 Anugerah Kinerja Ekselen Untuk BUMN berubah menjadi Indonesian
Quality Award (IQA), yang dulu pesertanya hanya diikuti BUMN, kali ini juga
diikuti oleh dua perusahaan swasta (anak perusahaan BUMN PT.
Krakatau Steel) yaitu Krakatau Bandar Samudra, dan Krakatau Industrial Estate
Cilegon (KIEC).
Diharapkan dengan adanya Indonesia Quality Award (IQA) akan
semakin memotivasi perusahaan/organisasi dalam meningkatkan kinerja
perusahaan/organisasinya.